Petualanganku di Museum Macan

KARYA TULIS

VIOLETA EUNIKE SEANCHO

KELAS 3 SD

“ PETUALANGANKU DI MUSEUM MACAN ”

Pada hari Kamis tanggal 6 September 2018 saya pergi field trip bersama teman-teman saya dari Sekolah Anak Panah ke Museum MACAN (Museum of  Modern and Contemporary Art in Nusantara), di daerah Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Kami berkumpul pukul 9 pagi di Museum MACAN, saya datang diantar Mama saya. Setelah absen kami naik ke lantai 5, kemudian kami dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok anak kelas 1 – 6 SD, dan kelompok anak SMP SMA.

Kami dipandu oleh Kakak Pembimbing dari Museum MACAN, bernama Miss Gery. Miss menjelaskan tentang peraturan di dalam museum. Kami tidak boleh membawa makanan minuman, kami juga harus berbicara pelan, kami tidak boleh menyentuh karya yang dipajang, kami juga tidak boleh foto menggunakan lampu kilat, dan kami pun tidak boleh berlarian di dalam museum.

Pukul 10 pagi kami ke Ruang Seni Anak bernama Kotak Utak-Atik. Di dalamnya terdapat pajangan terbuat dari kardus daur ulang. Kami diberi kardus yang harus dirangkai menjadi kelinci lalu ditempel stiker.

Lalu kami masuk ke dalam museum, di dalam museum kami melihat hasil karya Yayoi Kusama seniman dari Jepang, berusia 89 tahun. Saya melihat banyak balon besar berwarna kuning polkadot hitam, beberapa digantung di atas, menurut Miss Gery ini seperti planet-planet.

Kami kemudian diajak melihat bola-bola kaca, bernama Narcissus Garden. Di bola-bola itu saya dapat melihat bayangan saya sendiri. Kami juga diajak melihat karya berwarna kuning yang disebut “patung lunak” karena terbuat dari bahan lunak, seperti kain. Karya tersebut dinamakan Pollen atau serbuk sari. Miss menjelaskan kalau keluarga Yayoi Kusama pernah memiliki perkebunan.

Kami diajak ke sebuah ruangan bernama Love Forever, di sana kami melihat banyak lukisan hitam putih seperti lukisan anak-anak. Yayoi Kusama melukis seluruh objek yang pernah ia lihat dalam hidupnya. Ia melukis dari tahun 2004 sampai dengan 2007. Ke ruang selanjutnya, bernama My Eternal Soul. Terdapat lukisan warna-warni, dan beberapa patung lunak.

Ruangan terakhir dari museum ini adalah ruang menonton video Yayoi Kusama. Kami dijelaskan kalau Yayoi Kusama tinggal di rumah sakit jiwa, dan memiliki studio seni di depan rumah sakit. Kemudian kami berfoto bersama seluruh murid-murid, dan para pengajar Sekolah Anak Panah, ada Pak Bambang, Miss Vika, Miss Grace. Setelah berfoto bersama kami diizinkan berkeliling museum sampai jam 12 siang.

Saya berkeliling bersama Mama saya, kami mengantri untuk masuk ke dalam kubah balon kuning raksasa bernama Dots Obsession – Infinity Mirrored Room. Di dalam kubah penuh dengan cermin, kami boleh berfoto-foto dengan waktu hanya 1 menit, karena banyak pengunjung yang juga ingin masuk ke dalam kubah. Banyak sekali karya seni Yayoi Kusama yang kami lihat, dan beberapa bisa kami masuki meski harus mengantri, kami juga banyak mengambil foto sebagai kenang-kenangan. Semua karya Yayoi Kusama berbentuk polkadot.

 

Yang paling saya suka adalah ruangan di lantai 6, di ruangan tersebut saya diberi stiker polkadot warna-warni yang boleh saya tempel di mana saja di dalam ruangan tersebut. Saya menempel banyak sekali stiker di berbagai tempat. Saya juga berfoto-foto di dalam ruangan tersebut. Demikian kisah saya tentang field trip bersama Sekolah Anak Panah di Museum MACAN. Sampai ketemu di field trip berikutnya. (By: Violeta)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *