Apa kata “Ayah Eddy” tentang Homeschooling ?
Dalam media Facebook dari pakar pendidikan dan parenting Ayah Edi pernah dimuat suatu artikel tanya jawab antara Ayah Edi dengan seorang ibu yang anaknya mulai terkontaminasi pergaulan sekolahnya dan tidak berhasil menemukan sekolah yang Ramah Anak, Ramah Otak dan Peduli Akhlak.
Demikian tanya jawab itu :
T : “ayah mengapa menghomeschoolingkan kedua puteranya dan seperti apa caranya dan apa yang di ajarkan ?”
J : “Saya menghomeschoolingkan anak untuk tindakan preventif dan mencegah anak-anak saya terkontaminasi dengan PERGAULAN/SOSIALISASI buruk anak dan remaja yang sekarang sudah sulit sekali dikendalikan, semisal pornografi, kecanduan gadget, kecanduan game, pacaran usia sangat dini, hedonisme, merokok usia dini, tidak hormat dan kasar pada teman dan terutama pada orang tua, kekerasan, bullying, dan segudang masalah lainnya yang disampaikan para orang tua yang datang berkonsultasi pada kami mengenai perilaku anaknya.”
Tentang Homeschooling kita tidak ingin anak kami kebablasan dan terlanjur “bermasalah”. karena ketika para orang tua datang pada kami mengkonsultasikan anaknya yang sudah terjerumus dalam pergaulan, yang mengakibatkan anaknya menjadi pencandu pornografi, game, gadget, pacaran usia dini, merokok usia dini kasar dsb itu sungguh sangat sulit sekali untuk merubahnya menjadi baik, selain memakan waktu tenaga dan kesabaran ternyata tetap saja anaknya rentan untuk kembali terbawa oleh teman lamanya untuk melakukan hal-hal buruk tadi.
Bagi saya mencegah jauh lebih penting daripada mengobati, Preventif jauh lebih baik daripada kuratif.
T : Selama Homeschooling apa yang diajarkan ?
J : “Tentang Homeschooling banyak versi homeschooling, ada yang memindahkan pelajaran sekolah ke rumah, ada yang belajar berkelompok, ada yang mandiri, ada yang berkomunitas macam2 jenisnya kita bisa pilih sendiri mana yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan kita”
T : ” Apa yang diajarkan pada anak saya adalah contoh perilaku dan kegiatan sehari-hari kami sebagai orangtua pada anak-anak kami. Contoh kesopan-santunan dalam bersikap dan bertutur, belajar memahami orang lain, belajar untuk tidak menghujat orang, memberikan contoh langsung berbuat baik sehari. memperkenalkan kegiatan orang tuanya dalam 24 jam sehari, 7 hari seminggu 30 hari satu bulan dan 365 hari dalam satu tahun, sambil memberikan penjelasan mengapa kita melakukan ini dan itu.
Mengajarkan Live Skill, seperti mencuci, Setrika, menyapu, ngepel lantai, memasak, berbelanja dsb.
Dalam prosesnya ternyata didalamnya terdapat pelajaran yang terintergrasi mulai dari Matematika, Sosial, Bahasa, Pengetahuan umum, Pengetahuan alam, Etika perilaku, dan semua pelajaran yang diajarkan di sekolah.
Hanya bedanya jika di sekolah pelajaran itu di pisah-pisah dalam satu nama yang berbeda, hingga sering anak tidak mengerti dan paham seperti apa penerapan pelajaran itu dalam kehidupan mereka, naman dalam homeschooling semua pelajaran tersebut diintgrasikan dalam proses kegiatan hingga anak paham matematika itu gunanya dimana dan untuk apa, sosial itu gunanya untuk apa dan dimana begitu seterusnya.
T : ” lantas ayah sendiri punya sekolah, mengapa memilih home schooling dan mana yang lebih baik”
J : ” Benar kami punya sekolah, agar orang yang ingin memilih edukasi anaknya bisa memilih sekolah, tapi sekolah yang benar-benar Mendidik dan bukan sekedar MENGAJAR seperti di tempat kursus. Sekolah yang benar-benar ramah anak dan ramah otak anak dengan guru-guru yang ramah dan mencintai anak.
Sementara jika di tempat kita tinggal tidak ada sekolah yang seperti itu atau jika ada biayanya mahal dan tidak terjangkau oleh kocek kita, maka orang bisa memilih homeschooling seperti yang kami lakukan.
Namun demikian keberhasilan Homeschooling sangat ditentukan oleh orang tuanya, homeschooling hanya akan berhasil jika orang tuanya mampu memberikan contoh perilaku yang baik bagi anaknya, dan orang tuanya adalah orang tua yang rajin membaca, mencari informasi serta bersungguh-sungguh.
Baca Juga : Keuntungan Belajar Homeschooling