Homeschooling dalam pandangan Kristiani

Alkitab tidak menjabarkan secara jelas mengenai homeschooling. Namun Alkitab banyak berbicara mengenai otoritas orang tua dalam mendidik anak-anak. Tuhan memberikan hak istimewa sekaligus tanggung jawab kepada orangtua, untuk mendidik anak-anaknya, agar anak dapat memperoleh pengenalan akan Tuhan , memiliki karakter dan moral sesuai Firman Tuhan dan agar anak dapat menggenapi panggilan Tuhan dalam hidupnya.
Amsal 22 : 6
“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”
Anak-anak adalah sebuah warisan, sebuah karunia, anak-anak panah atau senjata yang digunakan untuk melawan musuh di hari mendatang. Pahlawan yang bertugas mengarahkannya adalah kita sebagai orangtua. Seorang pahlawan adalah seseorang yang bersedia mengambil tanggung jawab, sekalipun ada harga yang harus dibayar. Yaitu untuk: membentuk, menajamkan, membidik dan melepaskan anak mereka sebagai anak panah kepada sasaran yang tepat, yaitu panggilan dan rencana Tuhan di dalam hidupnya dan memuliakan Tuhan melalui hidupnya.
Oleh karena itu, orangtua perlu menangkap visi Tuhan untuk anaknya dan mendidik anak-anaknya agar berjalan dalam rencana Tuhan.

Sejak dilahirkan, setiap anak memiliki kecenderungan untuk hidup dalam dosa dan menyimpang dari jalan Tuhan. Sebagai orangtua, kita wajib menanamkan nilai-nilai hidup yang berlandaskan Firman Tuhan agar hidup anak-anak tidak menyimpang.

Melalui Nabi Musa, Tuhan memerintahkan kepada bangsa Israel untuk mengajarkan kepada anak-anak mereka apa yang telah diperintahkan Tuhan kepada mereka secara terus menerus atau berulang-ulang, pada setiap kesempatan dan di mana pun mereka berada.

Ulangan 6 : 6-7
“Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”
Sejak jaman Musa, tradisi mendidik anak sudah menjadi tradisi keagamaan. Anak-anak belajar membaca, menulis, berhitung di rumah bersama dengan orangtua mereka.
Ada beberapa hal penting yang harus kita ketahui sebagai berikut :
a. Pendidikan adalah setara dengan ibadah.
b. Buah dari pendidikan adalah moral yang baik.
c. Pendidikan keluarga adalah awal dari pendidikan.
Otoritas mendidik anak ada di tangan ORANGTUA , bukan diserahkan kepada ORANG LAIN.
Jadi, pada masa itu orangtua juga berfungsi sebagai guru bagi anak-anaknya (homeschooling).
Saat Yesus (Isa Al Masih) tinggal di Nazareth. Pada jaman itu, di Nazareth belum ada pendidikan formal dan rumah tangga menjadi sarana pendidikan dasar. Jadi saat itu, Yesus (Isa Al Masih) dididik oleh orangtua-Nya (homeschooling). Selain itu, kita melihat bahwa seluruh kehidupan Yesus juga bercerita mengenai pendidikan. Dimulai dari perjalanan-Nya memilih dua belas murid, mempersiapkan dan mendidik mereka, berjalan dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mengajar, dipanggil dengan sebutan guru, sampai akhirnya ketika waktu itu tiba, Ia mengutus kedua belas murid-Nya untuk keluar menuju dunia yang sudah menanti mereka. Ini adalah proses pendidikan yang Yesus terapkan kepada murid-murid-Nya.
Nah, melalui ayat-ayat tersebut, berbicara sangat jelas bahwa mendidik anak adalah tanggung jawab orang tua, bukan tanggung jawab orang lain ataupun lembaga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *